Saat ini
kalimat “PAPUA membutuhkan guru” sedang berkembang dan menjadi tranding topick. Kita dapat
melihatnya di beberapa website komersial
maupun pribadi atau kita dapat mendengar dari perkataan orang yang memang peka
terhadap masalah yang terjadi di Papua saat ini khusunya problem di bidang
pendidikan. Saya sendiri menyetujui kalimat itu bahwa memang Papua membutuhkan
guru padahal Majalah Selangkah menuliskan
bahwa menurut data Dinas Pendidikan Provinsi Papua, saat ini Papua mengalami
kelebihan guru yaitu SD kelebihan 3.313 orang, SMP kelebihan 357 orang, SMA kelebihan
402 orang, SMK kelebihan 109 orang guru, kecuali guru TK masih kekurangan 254 guru (Majalah
Selangkah; No 15 Tahun IX, Mei-Juni 2012; halaman 19 oleh Yulianus Kuayo; 56 %
Usia Sekolah (0-19)di Papua Masih Belum Terlayani Pendidikan). Tapi kemana
semua guru yang sudah didata tersebut, sampai orang menilai bahwa Papua
membutuhkan guru?. Ini adalah masalah yang dihadapi kita bersama khususnya di Papua.
Terus terang,
saya merasa senang melihat dan mendengar beberapa orang dari kalangan mahasiswa asli Papua
membahas masalah kekurangan guru merupakan salah satu masalah yang serius di
Papua. Guru yang ideal adalah guru yang mempunyai gelar dan memiliki kualitas
dan kuantitas sebagai guru. Tetapi dengan melihat kondisi Papua saat ini saya
mempunyai pemikiran tersendiri mengenai pola pikir orang lain tentang yang menjadi
guru harus bergelar S.Pd. Saya berpikir bahwa tidak harus lulusan S.Pd tapi SE, SH, ST,
S.Farm, S.IP, S.Sos, S.S, S.Psik, SK, M. Kes, MM, MA, Dr, dr, Ir, Prof, Ex.
Kuliah(pernah kuliah), Ex. SMA (Pernah SMA), atau S yang lainya, jika kita
merasa Papua dan mengetahui bahwa Papua sangat membutuhkan guru, silahkan
berkarya karena menjadi guru tidak harus
S.Pd. Semua orang yang punya keprihatinan dan mau bekerja dengan hati serta mau
berkarya dengan sungguh-sungguh dialah Guru sejati. Karena belum tentu orang
yang bergelar S.Pd akan mengajar dengan
hati yang murni dan membangun. Sekarang tantangan bagi S.Pd adalah apakah sudah
menjadi guru yang benar-benar guru ataukah hanya sebatas gelar S.Pd saja. Metode
mengajar yang tepat dan bekerja dengan hati untuk membangun dialah yang berkualitas
untuk menjadi guru sejati khususnya di Papua. Anak-anak Papua tidak butuh
banyak teori tapi sedikit teori dan banyak praktek. Apa yang kamu punya
berikanlah kepada mereka yang membutuhkan. Tidak perlu banyak, karena sekecil
apapun sumbangan kita itu sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan walaupun
hanya mengajar baca, tulis, menghitung, menyanyi, dan memberikan motivasi untuk
berkembang dan mandiri. Saya tidak mengajak semua sarjana menjadi guru tapi harapanya
ini bisa menjadi refleksi kita bersama. Mari kita bersama bangun dan tingkatkan
manusia Papua yang lebih baik dengan cara kita jika memang kalimat “Papua
membutuhkan guru” juga menjadi keprihatinanmu.
Hm....cukup berat
sekali bagi saya untuk merefleksikan ini, tapi pasti kita masing-masing memiliki jawaban terbaik. Salam juang. WagaOc
Paingan, 20/06/2012
4:11 P.M
Link: http://wagaoc.blogspot.com/2012/06/menjadi-guru-tidak-harus-sarja.html