Menurut Paulo Freire Ahli Pendidikan dari Amerika Latin, Pendidikan merupakan sebagai basis pembebasan dari ketertinggalan, kebodohan, dan keterbelakangan. Pendidikan pada prinsipnya adalah membebaskan manusia dari keterasingannya, membuat orang menjadi kritis menghadapi persoalan hidup. Oleh karena itu, kita harus memahami makna pendidikan tersebut dengan baik, ungkap Dorce Pekei dalam membuka diskusi yang dilaksanakan di Asrama Kamasan I Papua Pada tanggal 31 Maret 2011, ketika di undang oleh Aliansi Mahasiswa Papua [AMP] cabang Yogyakarta.
Kalau pendidikan dimaknai sebagai basis pembebasan maka, sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia dan lebih khusus di Papua, oleh Pemerintah sebelumnya harus mengetahui karakter orang yang berada disuatu daerah. Mengapa demikiaan? Karena kita orang Papua tidak butuh namanya banyak teori tetapi, langsung paraktek, kata Nius dalam diskusi tersebut, lanjutnya harus pemerintah membuat kurikulum berbasis loka1 sesuai dengan apa yang yang dibutuhkan oleh masyakat Papua, jangan terapkan pendidikan istilah transfers atau pendidikan Gaya Bank, sistem pendidikan harus di atur dengan baik, tegasnya.
Dilanjutkan Melkianus bahwa kita me1ihat Orang tua kita dulu namanya teori itu sedikit tetapi mereka langsung pada peraktek, cukup kristis juga lanjutnya pendidikan itu ada dalam keluarga maka tanggung jawab orang tua sebelum anak melangkah kedunia pendidikan lebih lanjut. Untuk memperkuat a1asan tersebut maka, Melkianus membuat contoh, bahwa kalau orang dulu mengajarkan anak cara buat pagar itu langsung mereka ajak dan nonton membuat pagar lalu anaknya lansung peraktekan, itulah pendidikan Orang Papua.
Agar pendidikan untuk betul-betul menuju ke basis pembebasan maka kita harus melawan sistem pendidikan yang ada pada saat ini. Untuk melawan sistem pendidikan ini maka kita harus menjadikan semua tempat untuk belajar entah itu, darat, laut dan udara. Menurut Isak jangan kita focus pada pendidikan Formal saja tetapi kita harus belajar pendidikan informal juga untuk mengasa keterampilan kita sambil melihat arah pendidikan dan tujuan pendidikan. Sehingga kita dapat menguasai bidang-bidang yang sedang di kuasai oleh orang Non- Papua di Papua. Tegasnya.
Melihat konteks Negara Republik Indonesia [NKRI], lebih khususnya pulau Papua yang berada di ufuk Timur Nusantara. Mengapa pendidikan tidak menuju pada basis pembebasan suatu bangsa yang terjajah oleh Negara kolonialis? Karena sejak orde baru pendidikan formal tidak diperhatikan dengan baik, lalu mahasiswa difokuskan di bidang akademi agar tidak memprotes pemerintah Oleh Suharto dengan otoritasnya. Dampaknya pendidikan formalnya menjadi terbelakang khusus untuk papua.
Menurut Andreas Pigai bahwa Indonesia tidak bias menerapkan sistem pendidikan di Indonesia karena mereka banyak mengadopsi teori-teori luar secara mentah, padahal tidak sesuai kondisi rill di Indonesia. Disini bukan berarti mengatakan teori luar itu tidak baik tetapi harus di telaah baik-baik lalu diterapkan.
Kita mendapatkan pendidikan jangan dibangku kuliah saja lalu tinggalkan tetapi setidaknya kita dapat menerapkan apa yang kita miliki hal inilah yang kadang menjadi kendala untuk mahasiswa Papua. Ungkap Tedius, lanjutnya bahwa kita harus bisa cepat menyesuaikan diri dengan mereka yang lain, sifat kita kadang tertutup diri jadi, karena mengalami penyesuaian pertama agak sukar. Dan pengajaran dari guru yang kurang baik, karena ujung-ujunnya duit [uang], secara jelas pendidikan tidak termaknai sesuai dengan kita harapkan.
Setelah melihat beberapa hal diatas maka untuk menuju pendidikan yang berbasis pembebasan dalam hidup, maka ada beberapa solusi yang ditawarkan oleh peserta diskusi yang hadir,kita harus melawan sistem pendidikan dengan berbagai cara sekuat tenaga walaupun tak berdaya, karena harga diri kita lebih dari mereka [Orang Indonesia], Kata Nius dan dilanjutkan oleh Yakobus sebagai ketua AMP cabang Jogjajakarta bahwa kita harus membuat perda yang tentang tenaga pengajar dan pendidikan yang jelas oleh pemerintah daerah. Selain itu kita harus berdiri mandiri dengan mengelolah dana yang diberikan oleh pemerintah untuk menyusun strategi agar pembebasan dalam pendidikan itu terjadi.
Kesimpulan dari hasil diskusi bahwa kita sebagai mahasiswa Papua [ pulau cendrawasih yang berada diufuk timur ini, dituntut memaknai pendidikan dengan baik, agar dengan itu maka kita bisa bebas dari segala ketertinggalan di dunia pendidikan untuk menuju pembebasan sebagai sebuah bangsa yang bebas. Jadi, pendidikan = belajar [ belajar di sekolah sebagai wadah agar menjadi cerdas dan menerima Ijasah setelah pendidikan tersebut seselai di jenjang pendidikan tertentu, secara formalitas tetapi tujuan utama pendidikan adalah untuk hidup. Diskusi Iyoo/ Ihoo bersama AMP [Aliansi Mahasiswa Papua.] Agustinus Dogomo
Kalau pendidikan dimaknai sebagai basis pembebasan maka, sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia dan lebih khusus di Papua, oleh Pemerintah sebelumnya harus mengetahui karakter orang yang berada disuatu daerah. Mengapa demikiaan? Karena kita orang Papua tidak butuh namanya banyak teori tetapi, langsung paraktek, kata Nius dalam diskusi tersebut, lanjutnya harus pemerintah membuat kurikulum berbasis loka1 sesuai dengan apa yang yang dibutuhkan oleh masyakat Papua, jangan terapkan pendidikan istilah transfers atau pendidikan Gaya Bank, sistem pendidikan harus di atur dengan baik, tegasnya.
Dilanjutkan Melkianus bahwa kita me1ihat Orang tua kita dulu namanya teori itu sedikit tetapi mereka langsung pada peraktek, cukup kristis juga lanjutnya pendidikan itu ada dalam keluarga maka tanggung jawab orang tua sebelum anak melangkah kedunia pendidikan lebih lanjut. Untuk memperkuat a1asan tersebut maka, Melkianus membuat contoh, bahwa kalau orang dulu mengajarkan anak cara buat pagar itu langsung mereka ajak dan nonton membuat pagar lalu anaknya lansung peraktekan, itulah pendidikan Orang Papua.
Agar pendidikan untuk betul-betul menuju ke basis pembebasan maka kita harus melawan sistem pendidikan yang ada pada saat ini. Untuk melawan sistem pendidikan ini maka kita harus menjadikan semua tempat untuk belajar entah itu, darat, laut dan udara. Menurut Isak jangan kita focus pada pendidikan Formal saja tetapi kita harus belajar pendidikan informal juga untuk mengasa keterampilan kita sambil melihat arah pendidikan dan tujuan pendidikan. Sehingga kita dapat menguasai bidang-bidang yang sedang di kuasai oleh orang Non- Papua di Papua. Tegasnya.
Melihat konteks Negara Republik Indonesia [NKRI], lebih khususnya pulau Papua yang berada di ufuk Timur Nusantara. Mengapa pendidikan tidak menuju pada basis pembebasan suatu bangsa yang terjajah oleh Negara kolonialis? Karena sejak orde baru pendidikan formal tidak diperhatikan dengan baik, lalu mahasiswa difokuskan di bidang akademi agar tidak memprotes pemerintah Oleh Suharto dengan otoritasnya. Dampaknya pendidikan formalnya menjadi terbelakang khusus untuk papua.
Menurut Andreas Pigai bahwa Indonesia tidak bias menerapkan sistem pendidikan di Indonesia karena mereka banyak mengadopsi teori-teori luar secara mentah, padahal tidak sesuai kondisi rill di Indonesia. Disini bukan berarti mengatakan teori luar itu tidak baik tetapi harus di telaah baik-baik lalu diterapkan.
Kita mendapatkan pendidikan jangan dibangku kuliah saja lalu tinggalkan tetapi setidaknya kita dapat menerapkan apa yang kita miliki hal inilah yang kadang menjadi kendala untuk mahasiswa Papua. Ungkap Tedius, lanjutnya bahwa kita harus bisa cepat menyesuaikan diri dengan mereka yang lain, sifat kita kadang tertutup diri jadi, karena mengalami penyesuaian pertama agak sukar. Dan pengajaran dari guru yang kurang baik, karena ujung-ujunnya duit [uang], secara jelas pendidikan tidak termaknai sesuai dengan kita harapkan.
Setelah melihat beberapa hal diatas maka untuk menuju pendidikan yang berbasis pembebasan dalam hidup, maka ada beberapa solusi yang ditawarkan oleh peserta diskusi yang hadir,kita harus melawan sistem pendidikan dengan berbagai cara sekuat tenaga walaupun tak berdaya, karena harga diri kita lebih dari mereka [Orang Indonesia], Kata Nius dan dilanjutkan oleh Yakobus sebagai ketua AMP cabang Jogjajakarta bahwa kita harus membuat perda yang tentang tenaga pengajar dan pendidikan yang jelas oleh pemerintah daerah. Selain itu kita harus berdiri mandiri dengan mengelolah dana yang diberikan oleh pemerintah untuk menyusun strategi agar pembebasan dalam pendidikan itu terjadi.
Kesimpulan dari hasil diskusi bahwa kita sebagai mahasiswa Papua [ pulau cendrawasih yang berada diufuk timur ini, dituntut memaknai pendidikan dengan baik, agar dengan itu maka kita bisa bebas dari segala ketertinggalan di dunia pendidikan untuk menuju pembebasan sebagai sebuah bangsa yang bebas. Jadi, pendidikan = belajar [ belajar di sekolah sebagai wadah agar menjadi cerdas dan menerima Ijasah setelah pendidikan tersebut seselai di jenjang pendidikan tertentu, secara formalitas tetapi tujuan utama pendidikan adalah untuk hidup. Diskusi Iyoo/ Ihoo bersama AMP [Aliansi Mahasiswa Papua.] Agustinus Dogomo
0 komentar:
Posting Komentar