Oleh:Longginus Pekei*
Selama ini, masalah Papua sulit diselesaikan. Bagaimana tidak, ini sebagai cermin, persoalannya ada dipihak negara Indonesia. Artinya masalah Papua tidak dapat terselesaikan karena, ada masalah dipihak Indonesia, misalnya seperti: pertama; Indonesia negara demokrasi yang masi cacat. Mengembangkan demokrasi yang tidak sesuai dengan anak adat bangsa Papua. Dampaknya perpecahan horisontal antara anak adat semakin terjadi. Kedua;Indonesia memiliki ribuan penduduk dengan kehidupan melarat dan miskin ( Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Solo, Semarang, Sumatra, Sumatra, Ambon dll). sehingga papua menjadi tempat sasaran transmigrasi dan emigrasi untuk mengambil tanah dan kekayaan orang Papua. Saat ini sangat terasa.Ketiga; Indonesia Negar hukum oligarkhi yang cacat hukum. Hukum milik penguasa, dan pemilik modal. Orang papua dan pelanggaran HAM Papua tidak melalui hukum sipil melainkan hukum militer yang melindungai dan meringankan para pelaku HAM, Keempat; Indonesia negara yang sara agama: Isalam sedang mendominasi
Dampaknya terasa hingga ke Papua sebagai salah satu wilayah koloni dari Indonesia yang memberikan sumbangan terbesar bagi penyelesaian masalah kepadatan penduduk dan kemiskinan, misalnya melalui program transmigrasi untuk membuka dan membangun daerah koloni/jajahan. Apapun alasannya; seperti mendidik; membangun; memperbaiki taraf hidup penduduk asli, tetapi tetap sebagai koloni yang layak bagi Indonesia dijadikan tempat memperbaiki nafka untuk mengatasi masalah sosial ekonomi yaitu kemelaratan dan kemiskinan.
Orang Papua menuntut HAK Kemerdekaan: Dasar Hak/HAM; Dasar Sejarah; Dasar Identitas budaya. Politik kolonial diperhalus melalui otonimi daeah berkat perjuangan golongan humanis dengan ide perbaikan hidup orang Papua. Tetap saja kondisi kolonis/pendatang mendominasi bersama kelas kelompok elitis kompador penguasa dan pengusaha menguasai politik dan ekonomi di Papua.
Orang Papua terdidik dalam sistem Pendidikan, Politik pemerintahan yang tidak kritis dan tidak berpihak kepada rakyat Papua. Hasil yang Tampak setelah Bersama Indonesia, pertama; Banyak orang pintar, tetapi kurang kritis dan kurang cerdas memikirkan revolisi, keselamatan dan kejayaan bangsa Papua. kedua; Orang papua yang bisa dibeli dengan harta. Dampak dari beredarnya banyak uang pada masa Otsus. Tercipta mental uang. ketiga; Semakin terbagangun budaya orang miskin/kebergantngan. keempat; Memikirkan diri sendiri. Kurang memperhitungkan masa depan generasi bangsa. kelima; Berfoya-foya menghabiskan banyak uang dengan acar-acara seremonial besar-besaran. keenam; Orang Papua kehilangan musuh yang harus dilawan bersama. ketujuh;Orang Papua sendiri semakin menjadi penjajah bagi orang Papua. kedelapan;Orang Papua yang kritis dan cerdas dianggap musuh
Dampak dari itu sema, di Papua ada golongan sebagai berikut:
pertama; Orang Papua yang Ingin Hidup dalam Negara NKRI; memperbaiki nasib perutnya sendiri dan nasip rakyat Papua; jadi kaki tangan Indonesia dengan bayaran uang dan bukan karena kesadaran yang mendasar...mereka rata-rata; para pejabat yang mementingkan diri dan jabatan, intel dan pembunuh orang Papua yang kritis. kedua; Orang Papua yang tidak memiliki sikap. ketiga; Orang Papua yang berjuang untuk lepas dari NKRI; karena sakit hati dan kecewa; karena sadar akan dasar-dasar kemerdekaan.
Membangun Visi dan Misi Bangsa
Sekarang juga sadarkan diri kita akannya penderitaan bangsa Papua. Membangkitakan gerakan/tergerak dari dalam diri (hati, pikiran dan perasaan). Merubah pola pikir atau paradigma berpikir/mindset dan bergerak cepat secara perorangan dan kelompok. Bepikir mandiri, tidak begantung pada pemeintah. Melakkan kegiatan, untuk membangun solidaritas demi terwujdnya
pertema; Revolusi: perubahan kehidupan social budaya kearah yang lebih baik. kemerdekaan total , bebas dari kolonialisme, neo kolonialisme dan imperialisme. Dengan kata lain bebas dari bentuk penjajahan Belnda, Indonesia atau penjajahan mana pun, termasuk penjajahan ekonomi oleh perusahan-perusahan asing trans nasional. Suatu masyarakat yang bebas dari penjajhan manusia oleh manusia (a exploracao do homem pelo homem). Untuk itu sistem kekuasaan yang hendak di tegkan adalah “kekuasaan rakyat” bukan kekuasaan raja, kepala suku, kekuasan tuan tanah, atau bukan kekuasaan para pemilik perusahan-perusahan besar baik dalam negeri maupun asing.
kedua; Keselamatan: Bangsa Papua semakin hari semakin sedikit, menuju ke punahan. Terjadi karena pembunuhan secara sistematis maupun melalui kekerasan fisik. Dilakukan oleh kolonialis, neokolonialis dan imperialis untuk merebut daerah-daerah subur dan mineral milik bangsa Papua. Untuk keselamatan bangsa Papua harus melawan para pembunuh dan pemusnah ras bangsa Papua. Berani melawan bangsa Papua yang menjadi antek kolonialisme, neokolonialisme dan imperialisme.
ketiga; Kejayaan: Bangsa Papua memilki manusia yang cerdas dan pintar inofasi dan kreatif dalam segalah bidang kehidupan. Mengakat bangsa Papua kerana internasional. Semua pemikiran di atas itu dicurahkan untuk membangun bangsa dan mengabdi pada bangsa Papua terlepas dari ikatan-ikatan atau pemikiran kolonialis, neo kolonialis dan imperialis.
Misi yang kita kerjakan adalah:
· Orang Papua menguasai Dunia.
· Bank Orang Papua yang ke luar dari sistem Indonesia.
· Orang Papua Menguasai Ekonomi di Tingkat Internasional.
· Orang Papua Menguasai Ekonomi Di Tanah Papua.
· Orang Papua Menguasai Pemerintah dan Parlemen di Papua ataupun di luar Papua
· Mendukung Komunitas Intelektual Papua ke rana Internasional
· Mendukung Budaya Papua ke rana Internasional
Pendidikan berkarakter adalah satu-satunya jalan untk mencapai visi dan misi di atas. Pendidikan yang melatih siswa berperilaku tegas, disiplin, loyalitas, berdaya jang tinggi, bertindak radikal, berpihak para rakyat menderita,
pertama; Diri sendiri : setia dan konsisten terus membaca, melihat media informasi, baca situasi hidup social ekonomi, politik dan mengambil peran dalam revolusi, Keselamatan dan Kejayaan sesui skill dari kuliah atau kursus. (iman tanpa perbuatan mati).
kedua; Kelompok: Setia dan konsisten dalam kelompok membangun diskusi` bersama atau membangun forum diskusi dalam memandang perkembangan ilmu pengetahuan, mencari jalan untuk mendukung visi di atas. Tidak cukup hanya diskusi harus membangun gerakan bersama untuk memperjuangkan visi di atas. Gerakan dapat dilakukan sesuai bidang dan keahlian kita masing-masing.
Penulis, Ketua Lembaga Pendidikan Papua [LPP], Tulisan ini dibahwakan pada saat Natal, Seminar, dan Tahun Baru Mahasiswa IPMAPANADODE se-Jawa dan Bali di Jogjakarta tahun 2011.